Tidak meminta kekurangan menjadi lebih,
lebih bahagia dengan adanya keberadaan diri dan kondisi diri.
Terlepas dari segala kehendak nafas agak sesak,
suatu waktu kita akan mengerti realitas sebenarnya adalah kita meletakan kuci dilemari belakang tak pernah lupa letaknya setelah kita ingin membuka pintu depan garasi kita.
Sedehananya saja, kita tak harus bermimpi dan berfikir itu sangat jauh didapatkan tapi dekatkan dan hadirkan, “cukup” dengan bahasa awam dan sederhana. Tetapi penuh dengan keseriusan dan titik fokus. Berlaku sewajarnya itu lebih menyelamatkan hati kita untuk tidak merasakan sesak, dengan kata lain “cukupkan adanya yah ini” .
Saat-saat bersama teman hati penuh dengan keterbukaan adanya (kecukupan) perkataan sebagai ruang komunikasi yang dapat meningkatkan persatuan hati, dan selalu memandang pas dan mantap teman hati kita (pasangan hidup), semua itu lebih memberikan kebahagian yang tiada duanya, karena dia ada untuk kita, bukan yang lain.
Setiap insan yang berdua (sudah menikah)pastilah memiliki kerakter unik dan selalu memperhatikan karakter tersebut untuk mengindahkan melangkah bersama sang pujaan hati …..cieeee………..yah terkadang haru penuh dengan ribut hati, tapi tetap dong penuh dengan rasa sayang (pandang dengan kasih sayang)……
cukupkan…….dong,,,aahh…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar