kabah1



Adakala kita tak pernah menyadari arti sikap kita, tetapi kadang kala kita mengerti arti dari sikap kita, sikap bentuk dari perbuatan faktual yang mudah dilogiskan tetapi sulit dinterpretasikan dengan bahasa Kalbu, semisal dengan perbuatan rutinan sholat sunah tarawih jama’i , adanya gerak niat untuk datang kemesjid untuk melakukan shalat bersama, berat ataupun ringan tergantung bagaimana memaknainya.
 Tulisan ini akan membahas mengenai makna yang penulis (penuh hikmah) apa saja yang didapat dari gerakan shalat kita (perhatikan saat berdiri di depan sujud kita) bayangkan “Ka’bah” !!!!
Kiblat yang terlupakan menjadi tak terlupakan baik disengaja maupun tidak disengaja, berulang-ulang 2 rakaat dilakukan dengan jumlah tertentu menggambarkan kesiapan diri untuk dalam tegak cakap dalam agamaNya (digambarkan dengan tangan diantara perut penuh hikmat terbayang dan bertanya)  “apa yang aku lakukan hari ini ? bathin menjawab lihatlah dengan bathin kamu !!! sebenar apa yang kamu sembah ?”. lihat saudaraku  pada surat (Asy Syu’araa’).
asy syu'araa 69-75
  • 69. dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim.

  • 70. ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Apakah yang kamu sembah?”

  • 71. mereka menjawab: “Kami menyembah berhala-berhala dan Kami Senantiasa tekun menyembahnya”.

  • 72. berkata Ibrahim: “Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa)mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)?,

  • 73. atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudharat?”

  • 74. mereka menjawab: “(Bukan karena itu) sebenarnya Kami mendapati nenek moyang Kami berbuat demikian“.

  • 75. Ibrahim berkata: “Maka Apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah,

PERHATIKAN SAHABAT yang digaris biru : koreksi masing-masing kita untuk bertanya pada diri apa yang sebenarnya kita sembah ?? apakah berasal dari nenek moyang tanpa pengetahuan yang dijelaskan “MAKA APAKAH KAMU MEMPERHATIKAN APA YANG SELALU KAMU SEMBAH ???”….atau bisa kita pastikan dengan kalimat apakah kita benar faham bacaan shalat kita sebagai komunikasi dengan Tuhan Yang Tunggal.
Lantas penulis dengan pemikiran yang tak terganggu dengan hal apapun menjawab, yaaah aku menyembah kabah “ , lantas pertanyaan (saat mata tertunduk fokus tempat sujud) bathin bertanya lagi “mengapa kamu sembah kabah?”.
5-Al Maa'idah_97
Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS. 5. Al Maa’idah ayat 97)
Islam datang untuk menyatukan segala lapisan, menyatukan tersebut bersifat dapat diterima oleh seluruh manusia yang terindikasi berhati jernih, dan kedatangan nabi muhammad saw adalah meluruskan Dienul Haq Al Islamiyah dengan memahami dengan firmanNya.
KabahSebelumDisucikan

jelas dalam hal ini mari kita koreksi bersama sebenarnya siapa yang kita sembah….???? apakah TUHAN yang diwarisi IBRAHIM as…atau TUHAN berhala Al Latta, Al uzza dan al Manat….
    • Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Lata dan al Uzza,

    • dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)?

    • Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan?

    • Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil.  (QS_an najm 19-22)

53. An Najm_23



Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka. (53. An Najm : 23)

5-Al Maa'idah_101





Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. (5. Al Maa’idah:101)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar